Kelebihandan Kekurangan Tes Formatif. Setiap penilaian yang dilakukan tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun, hal tersebut tidak mengurangi asas manfaat yang ada dalam dirinya. Tes atau penilaian formatif memiliki sifat objektif karena dari tes tersebut guru dapat mengetahui apa yang selama ini kurang dalam kegiatan pembelajaran Tesini merupakan satu-satunya tes objektif yang menuntut agar peserta tes memberikan jawaban, bukan memilih jawaban . Tes melengkapi dikatagorikan ke dalam tes objektif. Pada bentuk tes isian ini peserta tes melengkapi atau mengisi titik-titik atau bagian yang dikosongkan pada pokok uji dengan hanya satu kata, ungkapan, maupun angka. Berikutadalah kelemahan dan kelebihan tes esai menurut Arikunto (2009:163). C. Persamaan dan Perbedaan Tes Objektif dan Subjektif/Esai Persamaan tes objektif dan tes subjektif secara umum adalah sama-sama digunakan untuk menilai dan mengevaluasi hasil belajar. Tesesai dan tes objektif ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangn yang berbeda-beda. Cara pembuatan dan cara tes nya pun berbeda. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pengertian, kekurangan dan kelebihan beserta cara penbuatan dan sistemnya. Semua itu akan lebih diperjelas di kajian teori pada BAB II dan akan kami bahas pada Adapunkekurangan penilaian portofolio antara lain : Membutuhkan waktu dan kerja ekstra. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir, sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang 2Kelebihan dan Kelemahan Soal Subyektif. a.Kelebihan. Diantara kelebihan dari tes subyektif adalah: 1)Mudah disiapkan dan disusun. 2)Peserta didik (testee) bebas menjawab. 3)Mendorong peserta didik (testee) melatih mengemukakan gagasan dalam kalimat yang baik. bzEHK. b. Bentuk Tes Tes menurut bentuknya dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1. Tes uraian essay test 2. Tes objektif objective test Kedua bentuk tes tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain dan masing-masing mempunyai kebaikan serta kelemahan. 3. Tes Uraian Essay Test a. Pengertian Tes Uraian Tes bentuk uraian disebut juga tes subyektif. Di dalam tes ini peserta didik memiliki kebebasan memilih dan menetukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi sehingga tingkat kebenaran dan kesalahan juga bervariasi. Hal inilah yang mengundang subyektifitas, penilai ikut berperan menentukan penilaian dan pemberian skor. Menurut Suharsimi Arikunto 2001 162, “Tes bentuk uraian adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata”. Nana Sudjana 1991 35 mengemukakan bahwa “Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri”. Jenis tes ini menuntut kemampuan siswa untuk mengemukakan, menyusun, dan memadukan gagasan-gagasan yang telah dimilikinya dengan kata-kata sendiri. Suke Silverius, 199154. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes uraian sangat tepat untuk pengukuran dan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam hal memahami, menganalisis, memecahkan masalah, menginterpretasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. b. Kelebihan dan Kelemahan Tes Bentuk Uraian Suke Silverius 1991 63-65 mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan tes bentuk uraian. Kelebihan 1. Memungkinkan siswa menjawab pertanyaantes secara bebas. 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal menulis, mengutarakan ide-ide atau jalan pikirannya secara terorganisir, berpikir kreatif dan kritis. 3. Merupakan tes terbaik untuk mengukur kemampuan siswa mengemukakan pandangan dalam bentuk tulisan. 4. Merupakan tes terbaik untuk mengukur kemampuan siswa menjelaskan, membandingkan, merangkumkan, membedakan, menggambarkan, dan mengevaluasi suatu topik atau pokok bahasan. 5. Relatif lebih mudah menyusun pertanyaannya dibandingkan dengan tes bentuk objektif. 6. Sangat memperkecil kemungkinan siswa menebak jawaban yang benar. 7. Dapat menggalakkan siswa untuk mempelajari secara luas konsep-konsep dan genelarisasi yang berkaitan dengan topik pembahasanpengajaran. Kelemahannya 1. Sukar diskor secara benar-benar objektif, walaupun itu tes yang dikualifikasi sebagai tes uraian objektif sekalipun. 2. Membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab satu pertanyaan. 3. Jumlah pokok bahasansub pokok bahasan yang dapat diambil sebagai sumber pertanyaan sangat terbatas. 4. Membutuhkan waktu yang jauh lebil lama bagi guru untuk membaca dan menilai semua jawaban siswa. 5. Sering terbuka untuk halo effect yang berupa kecenderungan untuk memberi nilai tinggi bagi siswa yang dianggapdinilai mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sekelasnya. Chabib Thoha 1991 55-57 juga mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan tes uraian. Beberapa kelebihan tes uraian, antara lain adalah 1. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan fikiran sendiri. 2. Dapat menghindarkan sifat tekanan dalam menjawab soal. 3. Melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh. 4. Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat yang disusun sendiri, sehingga melatih untuk dapat menyusun kalimat dengan bahasa yang baik, benar dan cepat. 5. Soal bentuk uraian ini tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik dan evaluatif. Sedangkan kelemahan tes ini antara lain 1. Bahan yang diujikan relatif sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum. 2. Soal jenis ini bila digunakan terus-menerus dapat berakibat peserta didik belajar dengan cara untung-untungan, hanya mempelajari soal-soal yang sering dikeluarkan, materi yang jarang keluar tidak pernah dibaca. 3. Penilaian yang dilakukan terhadap hasil jawaban tes ini cenderung subjektif, hal ini disebabkan a. Variasi jawaban terlalu banyak dan tingkat kebenarannya menjadi bertingkat-tingkat, sehingga dalam menetapkan kriteria benar dan salah menjadi agak kabur. b. Pemberian skor jawaban kadang-kadang tidak ajeg reliable, sebab ada fackor-faktor lain yang berpengaruh, seperti tulisan peserta didik, kelelahan penilai, situasi pada saat penilaian berlangsung, dan sebagainya. 4. membutuhkan banyak waktu untuk memeriksa hasilnya; 5. sulit mendapatkan soal yang memiliki validitas dan reabilitas tinggi; 6. sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun regional. Jill L. Caviglia 2007 39 dalam penelitiannya menyatakan ” Most students do not have a comprehensive understanding of the processes and criteria used to evaluate their work, in particular for the evaluation of essay questions and other writing assignments. This generally results from an expected lack of experience grading as well as a limited knowledge of the subject matter”. Kebanyakan siswa tidak memiliki pemahaman yang komprehensif tentang proses dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan mereka, khususnya untuk penilaian dengan pertanyaan essay dan tugas menulis lainnya. Hasil umum ini didapat dari kurangnya pengalaman mengerjakan serta terbatasnya pengetahuan tentang isi pelajaran. Hal yang perlu dicermati ialah kelemahan tes uraian yang terletak pada variasi jawaban yang tak terbatas sehingga menyulitkan penskoran, apalagi membandingkan antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya, untuk itu pemeriksaan hasil dapat ditempuh langkah peningkatan objektifitas dengan jalan 1. Menyusun pola jawaban yang diambil dari sampel jawaban peserta didik. 2. Pemeriksaan jawaban tidak dilakukan dengan jalan membaca tiap halaman satu peserta didik sampai selesai melainkan diperiksa berdasarkan nomor. 3. Setiap lembar jawaban dikoreksi lebih dari satu kali. 4. Nilai peserta didik tidak langsung dijumlahkan secara global tetapi dirinci dari tiap-tiap aspek penilaian misalnya; a. konsistensi pemikiran, b. kemampuan membahasakan gagasan, c. isibobot materi, d. kepustakaan yang dijadikan referensi, e. nilai-nilai baru yang dimunculkan. Sehingga penilaian tidak didasarkan penjumlahan antar nomor soal. Chabib Thoha, 1991 58-59. c. Kaidah Penulisan Soal Tes Uraian A. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto 2009164-165. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit. 2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur proses mental. 3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang lain. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka. B. Kelemahan dan Kelebihan Tes Subjektif/Esai Berikut adalah kelemahan dan kelebihan tes esai menurut Arikunto 2009163. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mudah disiapkan dan disusun. Kadar validitas dan realibilitas rendah. 2 Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran. 3 Mendorong siswa untuk berani mengeluarkan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang bagus. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur subjektif. 4 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasanya sendiri. Pemeriksaannya lebih sulit. 5 Dapat diketahui sejauh mana siswa Waktu untuk koreksi lama dan tidak C. Persamaan dan Perbedaan Tes Objektif dan Subjektif/Esai Persamaan tes objektif dan tes subjektif secara umum adalah sama-sama digunakan untuk menilai dan mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan perbedaan objektif dan tes esai menurut Purwanto 201336 adalah sebagai berikut. Ditinjau dari Tes Objektif Tes Subjektif/Esai Taksonomi hasil yang diukur Baik untuk mengukur hasil belajar tingkat pengetahuan, komprehensi, aplikasi, dan analisis. Tidak cocok untuk tingkat sintesis dan evaluasi Tidak efisien untuk pengetahuan. Baik untuk komprehensi, aplikasi, dan analisa. Sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi. Sampling isi/bahan Menggunakan jumlah item yang banyak, dapat mencakup atau mewakili bahan pelajaran yang luas. Menggunakan jumlah soal yang relatif kecil, hanya mencakup bahan yang terbatas tidak mewakili isi bahan yang luas. Persiapan membuat soal Mempersiapkan item adalah yang sukar dan memakan waktu. Mempersiapkan item yang baik adalah sukar, tetapi lebih mudah daripada mempersiapkan soal objektif. Penskoran Objektif, sederhana, dan keandalannya tinggi. Subjektif, sukar, dan kurang andal. Kemungkinan Mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan, dan menganalisa ide-ide orang lain. Mendorong siswa untuk mengorganisasi dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Lokasi Ilustrasi tes Ini adalah tulisan ke-3 saya mengenai evaluasi pembelajaran. Sebelum kita ke pembahasan mengenai keunggulan dan kelemahan tes objektif dan tes uraian, Mari kita bahas mengenai perbandingan antara tes objektif dan tes uraian berikut ini. Proses berpikir yang ingin diukur oleh tes objektif adalah semua jenjang proses berpikir Tetapi lebih tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir Ingatan, pemahaman, dan penerapan. Sedangkan proses berpikir yang ingin diukur oleh tes uraian adalah untuk mengukur proses berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi. Cakupan materi yang ditanyakan pada tes objektif dapat menanyakan banyak materi dalam satu waktu ujian sampel materi lebih banyak. Sedangkan cakupan materi yang ditanyakan pada tes uraian hanya dapat menanyakan sedikit materi sampel materi lebih sedikit. Waktu penyusunan tes objektif memerlukan waktu cukup lama. Sedangkan waktu penyusunan tes uraian relatif singkat. Penyusunan Pertanyaan pada tes objektif relatif sukar. Sedangkan penyusunan Pertanyaan pada tes uraian relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan tes objektif. Pengolahan hasil tes objektif dapat diolah dengan cepat. Sedangkan pengolahan hasil tes uraian adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan. Sekarang mari kita bahas mengenai keunggulan tes objektif. Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang. Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang seperti itu memerlukan keterampilan tersendiri. Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian. Dengan dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti. Kita juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya dapat lebih terjamin. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka kita akan memperoleh informasi yang banyak dari Respon yang diberikan oleh siswa. Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan memberikan informasi kepada kita tentang penguasaan kognitif siswa terhadap materi yang diujikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa. Kelemahan tes objektif Disamping mempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat menulis tes objektif yang mengukur proses berpikir tinggi. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian. Kesulitan dalam membuat tes objektif biasanya muncul di saat menulis soal harus membuat alternatif jawaban yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik, misalnya semua alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih. Oleh karena itu membuat tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang lama. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka. Jika tes objektif dibuat dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang mudah dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa. Jika hal ini terjadi maka kesalahan siswa dalam menjawab butir soal dapat terjadi bukan karena siswa tidak memahami materi yang ditanyakan tetapi karena siswa mengalami kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Disamping itu kemampuan siswa juga dapat dipengaruhi karena adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila siswa merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan soal. Siswa tidak dapat mengorganisasikan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini siswa hanya dapat mengingat hidup orang lain yaitu itu penulis soal. Menyadari akan adanya kelemahan yang ada pada tes objektif Maka sebagai seorang guru kita harus berupaya untuk meminimalkan kelemahan tersebut. Berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai berikut. Upaya untuk mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses berpikir rendah caranya adalah membuat soal harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal. Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal adalah dengan cara menguasai materi yang baik dan latihan membuat soal yang terus-menerus maka Masalah ini tidak akan menjadi hambatan lagi. Semua butir soal yang telah ditulis dan diujikan sebaiknya tidak dibuang tetapi terus dikumpulkan dalam suatu kumpulan butir soal. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan siswa tidak terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka, caranya adalah dengan menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengatasi masalah tebakan dapat diatasi dengan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi 4 atau 5. Dengan bertambahnya jumlah alternatif jawaban maka kemungkinan menebak akan semakin kecil. Dengan tes objektif siswa tidak dapat mengemukakan ide yang sendiri tetapi harus mengikuti ide orang lain dalam hal ini ide penulisan. Caranya adalah dengan menggunakan tes uraian dan objektif secara bergantian selama proses penilaian hasil belajar. Keunggulan tes uraian Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi. Ini artinya kalau tujuan pembelajaran adalah mengajarkan proses berpikir tinggi maka untuk mengukurnya akan lebih tepat jika menggunakan tes uraian. Tentu saja dengan tambahan pertimbangan bahwa jumlah siswa kita tidak terlalu banyak. Jika jumlah siswa kita terlalu banyak maka kita akan menghadapi kesulitan pada saat memeriksa hasil ujian. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes objektif. Dapatkah keterampilan menulis, kemampuan dalam menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide atau gagasan, serta kemampuan dalam membuat rancangan penelitian diukur dengan tes objektif? Inilah Salah satu keunggulan tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes objektif. Jika kita mempunyai tujuan pembelajaran yang seperti ini maka kita tidak dapat mengukurnya dengan menggunakan tes objektif tetapi kita harus mengukurnya dengan menggunakan tes uraian walaupun jumlah siswanya banyak. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih cepat daripada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif. Sumber gambar 0% found this document useful 0 votes3K views11 pagesOriginal TitleKEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF DAN TES URAIAN_KELOMPOK 4Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views11 pagesKeunggulan Dan Kelemahan Tes Objektif Dan Tes Uraian - Kelompok 4Original TitleKEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF DAN TES URAIAN_KELOMPOK 4Jump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Salah satu konsep Psikologi yang paling dikenal oleh masyarakat pada umumnya mungkin adalah tes kepribadian. Pasalnya, itulah yang dikenal orang-orang ketika ingin berpartisipasi dalam proses-proses penting dalam hidupnya. Dari masuk SMA, kuliah, mencari kerja, masuk organisasi, bahkan ketika ingin menikah! Tujuannya baik, dan kebanyakan ingin menguji kecocokan pola pikir dan emosional individu dengan tujuan tertentu. Namun, tahukah kamu kalau tes kepribadian memiliki banyak tipe? Tidak melulu hanya tes melengkapi gambar dalam 8 kotak. Berbeda tes, berbeda pula tujuannya. Berbeda pula kelebihan dan kekurangannya. Artikel kali ini akan menjelaskan beberapa diantaranya agar kamu lebih mengenal tes-tes kepribadian ini. Yuk, simak! Itulah beberapa tes kepribadian yang cukup populer di kalangan praktisi Psikologi maupun non-Psikologi. Setiap tes tidak bersifat universal, dan umumnya cocok untuk mengukur hal yang spesifik saja. Kelebihannya memang bisa membantu orang lain dan individu sendiri untuk lebih mengenal dirinya, terutama aspek yang tersembunyi dan tidak disadari. Sehingga, memudahkan pendekatan untuk permasalahan dan pengembangan diri. Di lain sisi, disarankan untuk tidak secara absolut merasa tes kepribadian mampu merepresentasikan diri kamu secara akurat. Tes bersifat prediktif, artinya hanya bisa memprediksi dengan tingkat akurasi tertentu tidak 100%. Apalagi bila tes tersebut disalahgunakan tanpa supervisi Psikolog ketika mengadministrasikan atau mendiagnosanya. Jangan percaya juga dengan berbagai buku sejenis “lulus psikotes/tes kepribadian masuk perusahaan/menjadi PNS”. Karena, logikanya adalah, kepribadian bukan ujian kecerdasan dan keterampilan. Tidak ada yang benar dan salah. Sehingga, tidak ada jalan pintas. Banyak tipe kepribadian yang modern sudah dilengkapi kemampuan mendeteksi inkonsistensi dan percobaan pemalsuan. Terakhir, prioritaskan dirimu pada pengalaman, kemampuan, dan intelegensi ketika mencari kerja yang lebih penting untuk kehidupan pekerjaan, kampus, dan keluarga. Justru cara mengetahui kepribadian pola pikir, interaksi, dan berperilaku secara sadar maupun tidak diri sendiri ataupun orang lain secara akurat dan cara menghadapinya butuh waktu. Waktu untuk berinteraksi, mengobservasi, dan yang paling penting, memahami–baik itu terjadi di ruangan psikolog maupun di sebuah kafe yang santai.

kelebihan dan kekurangan tes objektif